BREAKING NEWS

Vacation

Trending

Tahukah anda ?

Saturday 14 March 2015

Patah Hati Memang Menyakitkan. Setelahnya Akan Kau Rasakan Indahnya Kebebasan

“Cinta itu tidak akan mengkhianati, tidak membuatmu cemas atau merasa diperbudak. Cinta itu membebaskan.”
Meski banyak orang yang percaya, pameo di atas nyatanya kian sulit dibuktikan. Alih-alih memberi kelonggaran, sepasang kekasih lebih sering membatasi dan saling mengekang. Kamu pernah tak datang bertanding futsal karena pasanganmu tak mengijinkan. Berusaha sedikit menjauh dari sahabat-sahabat lawan jenis demi menjaga perasaan pasangan.

Sementara, hubungan cinta pun layaknya permainan yang pasti ada aturannya; mencintai berarti siap kehilangan, dan menjalin hubungan berarti siap putus atau ditinggalkan. Meski terkesan pahit dijalani, toh konsekuensi macam ini tak membuat orang-orang jera lalu enggan mencerap cinta.

Karena segala kecewa dan sedihmu itu akan menemui muaranya. Setelah sembuh dari sakit hati dan bisa berdamai dengan diri sendiri, kamu akan menikmati hidup dalam kesendirian – dimana kebebasan adalah satu-satunya yang bisa kamu banggakan!

Putus dari kekasih kesayangan pasti membuatmu kelimpungan. Kehilangan dia yang jadi poros hidupmu adalah kesialan yang tak pernah kamu harapkan

Menerima kata “putus” dan menyadari bahwa statusmu kini sudah kembali single jelas bukan perkara mudah. Kehilangan dia yang biasanya selalu ada di sisi dan mendampingimu melewatkan hari adalah kesialan yang paling kamu benci. Jika bisa, ingin rasanya memutar waktu demi memperbaiki segala yang bisa jadi pemicu kandasnya hubunganmu.

Seringkali kamu memilih menghabiskan waktumu untuk sendiri. Sekadar diam dan berusaha menyadarkan diri sendiri bahwa putusmu kali ini memang bukan mimpi. Kamu masih limbung; belum bisa menerima bahwa kisahmu dengan dia yang sangat kamu cintai nyatanya sudah tamat dan selesai. Kamu sibuk berandai-andai, berharap keadaan masih berpihak kepadamu dan hubungan yang terlanjur patah kembali bisa diperbaiki.

Wajar jika kamu merasa sedih atau kecewa. Hubungan yang digadang-gadang punya masa depan nyatanya harus berakhir begitu saja

Sekian lama menjalani hubungan, wajar jika kamu sudah punya bayangan indah tentang masa depan. Kelak kalian akan menikah, punya dua anak, dan seekor anjing peliharaan penjaga rumah. Si Ayah akan jadi pekerja kantoran yang bekerja dari jam 8 hingga 4 sore, sedangkan Si Ibu sengaja buka usaha kecil-kecilan saja supaya bisa leluasa mengasuh anak-anak di rumah.

Sayangnya, gambaran yang demikian indah harus hancur begitu saja. Masa depan bukan lagi sesuatu yang kamu nantikan, tapi ia justru membuatmu luar biasa ketakutan. Kehilangan rekan seperjuangan menjadikanmu seperti hilang arah. Kamu tak tahu bagaimana harus melangkah, merasa dirimu kehilangan kekuatan dan kian lemah.

Tapi ketika takdir dan nasib adalah dua hal yang tak bisa dipesan, bukankah satu-satunya pilihan terbaik adalah menerima dan menjalani yang sudah digariskan?

Putus memang bukan pilihan hatimu. Karenanya, kamu merasa jadi korban yang layak dikasihani dan ditolong. Kamu pun merasa berhak menyalahkan keadaan atas segala kemalangan yang menimpamu. Berbagai alasan yang jadi penyebab kandasnya hubungan pun tak bisa kamu terima. Logika sengaja kamu kesampingkan dan satu-satunya acuanmu adalah perkara perasaan.

Padahal, hidup dan segala drama-drama di dalamnya akan terasa lebih ringan dijalani ketika kamu bisa menerima. Menerima segala kebaikan dan kemalangan yang memang tak bisa dipesan karena sudah baik-baik digariskan. Meski putus membuatmu kelimpungan luar biasa, satu-satunya pilihan terbaik adalah menerima dan menjalaninya. Di level ini, kamu akan menyadari bahwa kebahagiaan tak pernah datang dari mana-mana kecuali dari dirimu sendiri.
“Happiness is not the absence of problems, it’s the ability to deal with them.”
Meski harus berdarah-darah mengakrabi kenyataan, setelahnya kamu akan menemukan rasa bebas yang selama ini terabaikan

Saat pacaran, kamu seperti tinggal di dalam dunia lain. Dunia yang hanya ada kamu dan kekasihmu. Tempat dimana kalian bisa menikmati berbagai hal bahagia berdua saja. Setelah putus, kamu “dipaksa” keluar dari duniamu yang itu. Kamu kembali pada dunia yang sebenar-benarnya, dimana segala sesuatunya terasa aneh karena kamu merasa sendirian.

Tapi tanpa kamu sadari, ada sebagian dirimu yang seperti hidup kembali. Sebagian dirimu yang kembali menemukan dunianya lagi. Meski harus meremang dalam kesendirian, setidaknya dirimu bisa merasakan kebebasan. Ya, rasa bebas yang selama ini kamu abaikan lantaran terlalu sibuk menjaga hubungan cintamu agar terus bertahan.

Menyandang status single membuatmu tak perlu repot-repot berkompromi, perkara makan dimana atau jalan-jalan kemana bebas kamu tentukan sendiri

Segala yang tidak seperti biasanya pasti akan terasa aneh dan kurang menyenangkan untuk dijalani. Makan di restoran atau sekadar pergi jalan-jalan misalnya, tentu terasa berbeda jika membandingkan dulu dan sekarang. Saat masih pacaran, kamu dan pasanganmu akan sibuk berkompromi untuk sekadar menentukan makan apa dan pergi kemana.

Sementara, sendiri justru menjadikan hidupmu lebih ringan untuk dijalani. Tanpa pasangan yang mengharuskanmu berkompromi, kamu bisa lebih bebas dan leluasa dalam segala hal. Perkara ingin pergi kemana atau makan dimana tak perlu repot-repot dikompromikan, karena satu-satunya yang membuat keputusan adalah dirimu sendiri.

Tanpa pasangan yang perasaannya harus baik-baik dijaga, kamu pun lebih leluasa dan bebas bergaul dengan siapa saja

Saat masih terikat dalam sebuah hubungan, bisa jadi kamu cenderung membatasi diri. Membatasi pergaulan dengan teman atau sahabat lawan jenis adalah salah satu contohnya. Meski bergaul dengan mereka tak berarti punya hubungan spesial atau semacamnya, kamu hanya berusaha menjaga perasaan pasanganmu. Pikirmu, jangan sampai pacarmu salah paham dan mengira kamu punya berlaku macam-macam.

Setelah putus, keadaan pun akan demikian berubah. Tanpa pasangan yang perasaannya harus baik-baik dijaga, kamu bisa bebas bergaul dengan siapapun. Kamu pun tak harus canggung jika akrab dengan teman yang jenis kelaminnya berbeda. Dirimu yang kini lebih terbuka jadi punya pergaulan yang luas, pun lebih banyak kebaikan yang bisa kamu dapatkan karenanya.

Menyandang status jomblo memungkinkanmu kian intim dengan diri sendiri. Waktu, tenaga, dan pikiran kini tak perlu lagi dibagi-bagi

Tanpa kamu sadari, punya pasangan nyatanya membuatmu mengabaikan diri sendiri. Atas nama rasa cinta dan sayang, kebutuhan pasangan pun selalu kamu utamakan. Sementara, kebutuhan dan kepentingan dirimu sendiri selalu jadi yang nomor dua atau bahkan yang kesekian.

Status single justru mengingatkanmu untuk kian mengakrabi diri sendiri. Jika selama ini biasa diabaikan, posisi dirimu harus dikembalikan ke tempat semula. Sudah seharusnya kamulah yang mendapat perhatian yang paling utama. Waktu, tenaga, dan pikiranmu tak perlu lagi dibagikan dengan yang lain. Karena satu-satunya yang berhak mendapatkannya adalah dirimu sendiri.
“Don’t rush into a relationship. Focus on finding yourself first.”
Punya pasangan berarti menemukan tujuan bersama. Setelah putus, kamu bisa fokus mengakrabi mimpi dan cita-cita

Jika hubungan kalian diibaratkan sebuah kapal, kamu dan pasanganmu adalah 2 nahkoda yang menjalankannya bersama. Hendak berlayar kemana, kalian pun sudah baik-baik berunding dan menentukan tujuan bersama. Kamu akan belajar meredam ego sebagai bukti bahwa kamu mau berkompromi dengan pasanganmu.

Mimpi dan cita-cita adalah 2 hal yang bisa dengan bebas kamu akrabi setelah putus cinta. Ingin lanjut kuliah atau bekerja, mau bekerja di kota mana, hingga ingin menikah di umur berapa; banyak hal yang bisa kamu tentukan sendiri tanpa pertimbangan siapa-siapa.

Kadang kamu memang kesepian, tapi rasa bebas yang kini kamu rasakan jauh lebih menenangkan

Bohong jika putus tak membuatmu merasa kesepian. Rasa sepi adalah salah satu yang mutlak akan kamu rasakan ketika pasangan yang ada di sampingmu kini menghilang. Namun, rasa sepi yang kamu rasakan seperti melewati sebuah proses evolusi. Jika kesepianmu saat baru saja putus terasa menyakitkan, kesepianmu yang sekarang terasa lebih lazim dan bisa diterima.

Setelahnya, kamu akan mengerti bahwa rasa sepi akibat putus cinta ternyata dibayar setimpal dengan kebebasan yang kini kamu rasakan. Kamu bisa pergi kemana pun kamu suka dan melakukan apa saja yang kamu inginkan tanpa ada orang lain yang kakimu terasa berat dilangkahkan.

Putus itu seperti bencana yang tak kamu harapkan datangnya. Tapi rasa bebas yang menyertainya membuatmu menemukan dirimu yang sebenar-benarnya

Mungkin, tak ada yang setuju jika momen putus dari pasangan yang kamu cintai itu pantas dirayakan. Tapi ketika cinta sudah terlalu mengekang dan membatasi berbagai sisi dalam hidupmu, saat itulah kamu harus segera melepaskan dan merelakannya.

Membiarkan dirimu terus-terusan berkutat di dalamnya, berarti mengabaikan hak dirimu yang paling hakiki. Bahwa sebagai individu yang dewasa dan mandiri, kamu berhak menjalani hidupmu dengan bebas. Kebebasan yang memang pantas kamu dapatkan selama bisa mempertanggungjawabkan dan menerima segala konsekuensinya.
“Free yourself. You are the only one that knows what will make you happy.”

Putus cinta sekilas memang terdengar mengerikan. Tapi setelah bisa menerima, kamu akan menjalani hidupmu seperti biasanya. Putus justru membuatmu menemukan kehidupan baru, dimana kamu akan merasa jadi sebebas-bebasnya manusia.

source : nabila inaya

Post a Comment

 
Copyright © 2013 Lifestyle |Tentang Kami | Privacy Policy
Powered byBlogger